9 tahun berlalu tak pernah ada kabar tentang dirimu. Aku hanya bisa berkata mungkin kau sudah kembali ke kampung halamanmu sama sepertiku. 9 tahun tak berjumpa 9 tahun pula aku menyimpan pertanyaan tentang bagaimana dirimu saat ini? harus kuakui memang setelah kepergianku, aku selalu berfikir bahwa diriku pasti merindukan sosok sepertimu. Wanita yang rela menemaniku berjalan menyusuri setiap sudut kota pulau dewata. Kadang pula kau temani diriku menghabiskan malam diatas genteng persis di depan kamarmu sambil melihat bintang. Apakah kau masih sering melakukannya? entahlahh..
Hari ini tepat 11 sepetember 2016 terjadi keajaiban yang memaksa diriku tersenyum. 9 tahun kumencarimu tapi tak tak pernah ada kabar sedikitpun namun kali ini seperti semacam sinetron yang setiap pertemuan aktornya selalu didramatisir biar terlihat mengagumkan bagi penikmatnya.
Apa yang terjadi sebenarnya.. apakah kau juga sering mengetik namaku disetiap Sosmed yang kau punya dan berharap bisa menemukanku? saya tidak sepercaya diri itu. Mungkin itu hanya pertanyaan absurd tanpa dasar teoritis jadi lupakan saja.
Apa yang terjadi sebenarnya.. apakah kau juga sering mengetik namaku disetiap Sosmed yang kau punya dan berharap bisa menemukanku? saya tidak sepercaya diri itu. Mungkin itu hanya pertanyaan absurd tanpa dasar teoritis jadi lupakan saja.
Lagi-lagi aku harus jujur bahwa aku selalu mengetik namamu di setiap mesin pencari yang bisa kuperbudak dan berharap bisa menemukanmu? 9 tahun berlalu tanpa hasil tapi kali ini ku dapat jawaban dari setiap usaha dan penantian panjangku. Dirimu muncul begitu saja tepat saat saya tidak mengingatmu sedikitpun? hidup terkadang memang susah ditebak namun kali ini aku harus percaya bahwa usaha selalu berbanding lurus dengan hasil.
Pertama kali kubuka fotomu hanya sekedar memastikan apakah benar dirimu? Awalnya aku ragu karena ketidakjelasan penglihatanku namun setelah kulihat dengan jelas aku baru percaya bahwa itu beneran kamu. Aku bahagia sekaligus bingung takjub dengan skenario sang stradara. Terakhir kali kumelihatmu saat itu kau antarkan aku kesimpang jalan sudirman tepat didepan pertokoan udayana tempat biasa kita duduk dimalam hari. dan terhitung dari hari itu waktu kita tak bertemu lagi sudah mulai berjalan. Rasanya baru kemarin kau memeluk diriku dan menangis seolah tidak rela aku pergi. Mungkin saat itu kau mengira aku senang tapi sejujurnya saat itu aku pura-pura tersenyum didepannmu supaya terlihat tegar namu dibalik senyum yang kubuat-buat itu air mataku mengalir tanpa kau sadari..
Sudah lama sekali sampai aku mulai lupa dengan kebiasanmu ketika bangun tidur sampai tertidur lagi, candaanmu ketika ingin membuatku tertawa. 9 tahun lamanya adalah waktu yang cukup untuk aku melupakan setiap kenangan walau kucoba untuk terus mengingatnya. Apa mungkin karena rutinitas yang padat sehingga kenangan itu berlalu begitu saja. kapan waktu dan bagaimana sebabnya aku tak tau..
Aku bisa melihat kebahagiaan disetiap postingan gambar dan video yang kau punya. Jujur aku menikmatinya. senyummu dan caramu bertutur kata masih sama seperti dulu. sedikit bisa mengobati rasa rinduku. Sekarang kau terlihat lebih dewasa, terlihat lebih anggun dengan rambut panjangmu. Aku kadang berfikir kenapa dirimu tidak seperti itu dari dulu terlihat menawan walau sifat tomboimu masih sedikit melekat diwajahmu. Apakah kau masih ingat gaya rambut pendekmu? kala itu rambut pendek lagi digemari kaum hawa begitupun denganmu dan temanmu yg juga mengikutinya..lagi-lagi diriku tertawan imajinasiku dimasalalu.
Melihat 2 jagoanmu mengingatkanku pada gadis kecil yang selalu kita bawa di setiap saat kita berkunjung ke Tiara Dewata. Anita Dewi, kau masih ingat Dewi, mungkin sudah lupa? itu hakmu untuk melupakan setiap kenangan yang menurutmu gak penting untuk dikenang. Aku hargai itu. Kau masih ingat ketika kita arena permainan dan orang-orang bertanya anaknya umur berapa?? kadang aku senyum-senyum sendiri ketika itu dan bahkan terbawa kedalam tidurku.
Aku senang melihat keakraban rumah tangga yang kau bangun. semoga kamu selalu baik-baik saja disana. aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan karena kusadar bahwa kau telah bahagia dengan apa yang kau punya sekarang. Selamat berjuang dan buat anak-anakmu menjadi orang-orang hebat sama seperti dirimu..
Yogyakarta, 11 september 2016
0 Response to "Bayangan Masa Lalu di Pulau Dewata"